Jumat, 14 Desember 2012

Pada Suatu Pagi


Akhir-akhir ini aku selalu bangun kesiangan. Membiarkan tubuh yang malas ini memupuk dosa karena tidak subuhan. Embun pagi yang senantiasa membasahi dedaunan pun keburu menghilang sebelum sempat kuhirup aromanya. Dan kini embun pagi yang muncul sebelum cahaya hanya dapat kunikmati dalam bentuk lagu gubahan Sabrang Noe yang konon anak dari seorang Cak Nun yang konon katanya seorang kyai. Namun satu hal yang pasti dan tidak konon adalah secangkir kopi yang selalu ikhlas diseruput oleh mulut yang belum tersentuh sikat gigi ini.
Ah, kadang aku berpikir bilamana orangtua ku memergoki ku bangun kesiangan sampai tidak subuhan apakah mereka akan menyetop kiriman uang bulanan kepada ku. Ah, sepertinya tidak, belum pernah aku mendengar kasus seperti itu. Nyatanya sebrengsek-brengseknya sahabat ku di pesantren dulu mereka tetap mendapat kiriman uang dari orangtuanya. Sudahlah, mengapa jadi membicarakan masa lalu, di depan sana berbagai rintangan sudah siap menguji orang-orang yang rajin subuhan maupun yang konsisten kesiangan.
Banyak orang Indonesia yang berkata bahwa jika kita tidak bangun pagi maka rezeki kita akan di patok ayam. Aku sedikit lega karena tinggal dilingkungan yang jarang ada ayam, namun anjing-anjing di sini jumlahnya sama seperti ayam di kampung ku sana. Tapi ada benarnya juga orang Indonesia mengambil ayam sebagai perumpamaan. Ayam mengkonsumsi beras sama seperti manusia, maka jika kita terbangun dan mendapati sekelompok ayam yang sedang asyik mematul-matul beras bersama kawanannya apakah bukan berarti kita sudah kalah dari ayam. Ah, sudahlah, kenapa jadi membicarakan ayam, toh dia pun tak merasa menang dari kita.
Secangkir kopi di pagi hari ini sudah cukup menjadi penyemangat untuk menjalani hari ini. Kopi yang juga dapat berfungsi sebagai obat pencernaan alami karena zat asam yang dikandungnya dapat menjadi pemicu untuk bersegera ke kamar mandi. Selain menjadi obat pencernaan yang baik, kopi juga bisa menjadi sahabat yang baik untuk membaca buku. Dengan meminum kopi pikiran kita akan selalu fresh, dan itu dapat menjadi candu yang baik untuk para kutu buku. Kenapa tiba-tiba jadi membicarakan kopi? Kutu buku?. Ah, sudahlah, biarlah ayam yang sedang mematul-matul beras itu menjadi lanskap diriku yang sedang membaca buku sambil di temani secangkir kopi di teras rumah pagi hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar