Begitulah kira-kira penggalan lirik lagu melankolia yang dinyanyikan
oleh grup musik efek rumah kaca. Saat banyak orang-orang yang tersungkur di
kasur menghabiskan sisa malam disaat itu pula banyak orang yang justru
tersesat. Tersesat karena bingung harus melakukan apa untuk menghabiskan sisa
malamnya. Para kaum santri mungkin bisa menghabiskan sisa malamnya untuk menghafalkan
ayat-ayat al-qur’an, sementara para pekerja kantor di pusat kota pasti akan
sibuk lembur dengan pekerjaan
tambahannya, jangan lupakan pula para supir bus malam yang senantiasa setia
mengukur jalanan, tak peduli mulus dan datarnya tol palimanan ataupun curam dan
terjalnya jalur alas roban, namun satu hal yang pasti ia mempunyai kegiatan.
Jangan lupakan juga para maling, pemburu kodok, dan kumpulan burung hantu yang
selalu menanti sisa malam untuk berkegiatan.
Memang banyak orang yang mempunyai aktivitas di sisa malamnya, namun
tidak sedikit pula yang tersesat. Mereka tersesat diantara orang yang
berkegiatan dan segala makhluk yang terpejam, tidak tahu apa yang ingin
dikerjakan, berkhayal tentang masa depan atau sekedar merenungi kejadian
seharian. Namun, itupun rasanya tidak bisa dikatakan tersesat, berpikir juga
merupakan salah satu kegiatan. Satu-satunya orang yang bisa dianggap “tersesat
di sisa malam” sepertinya adalah orang yang sedang membaca artikel ini!